KUDUS — Tim dosen dari Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) berhasil mengembangkan produk pelembab bibir berupa lip balm dengan menggunakan bahan dasar buah parijoto. Produk tersebut diberi nama Lipjar (Lip Balm Parijoto).
Dosen-dosen UMKU yang mengembangkan produk tersebut terdiri atas Yayuk Mundriyastutik, Iffana Dani Maulida, Ahmad Nur Syafiq, Ana Zumrotun Nisak, dan Noor Cholifah.
Ketua tim, Yayuk Mundriyastutik mengungkapkan, Lipjar telah diperkenalkan melalui pelatihan pemberdayaan ekonomi kelompok Nasyiatul ‘Aisyiyah di wilayah Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus melalui pembekalan pengetahuan dan keterampilan produksi serta pemasaran Lipjar secara mandiri beberapa waktu lalu.
Yayuk menjelaskan, produksi lip balm dari buah parijoto dilatarbelakangi oleh beberapa alasan. Pertama, lip balm komersial yang umumnya menggunakan pewarna sintetis, ternyata dapat membuat bibir hitam dan iritasi.
Kedua, karena pewarna sintetik yang melebihi ambang batas, ternyata juga bisa menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan.
Kemudian, karena potensi tanaman khas Kabupaten Kudus bernama ilmiah Medinilla speciosa B. atau lebih dikenal dengan buah Parijoto ternyata mengandung antosianin yang bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami yang aman.
Warna alami yang kuat dan potensial untuk kosmetik itulah yang membuat tim dosen UMKU memilih mengembangkan lip balm dengan bahan dasar buah Parijoto.
“Buah parijoto juga mengandung flavonoid sebagai antioksidan, lalu mengandung tannin, saporin, dan juga alkaloid yang bermanfaat,” ungkap Yayuk pada Kamis, 20 November 2025.
Pihaknya melanjutkan, dalam pelatihan produksi lip balm Parijoto sebelumnya, dilakukan dalam 4 tahap kegiatan. Pertama, dimulai dengan koordinasi dan pembukaan.
Tahap kedua, seminar dan diskusi interaktif dengan narasumber profesional tentang kandungan dan manfaat parijoto serta bahan kosmetik pada lip balm.
“Tahap ketiga yaitu praktik pembuatan Lipjar. Buah parijoto dihancurkan dan disaring sari buahnya. Di samping itu, juga melelahkan lemak coklat ditambah cera alba, vaselin, vitamin E, dan VCO dengan takaran tertentu,” ungkap Yayuk.
“Setelah itu sari buah parijoto hingga homogen dicampurkan. Lalu pencetakan lip balm,” imbuhnya.
Yayuk melanjutkan, pada tahap terakhir, kelompok Nasyiatul ‘Aisyiyah Kecamatan Kota Kudus juga mendapat pelatihan perizinan dan pemasaran bersama narasumber kompeten.
Produk Lipjar dikatakan Yayuk memiliki banyak keunggulan. Di antaranya sebagai pewarna alami dari antosianin buah Parijoto yang aman dan ramah lingkungan.
Lalu, Lipjar memiliki antioksidan tinggi dari kandungan flavonoid, Lipjar sebagai produk lokal berbasis tanaman khas Kudus yang melembabkan bibir tanpa efek samping pewarna sintetis.
“Lipjar juga merupakan produk inovatif dengan warna merah-ungu alami yang menarik,” katanya.
Selama pelatihan berlangsung, para peserta sangat antusias mengikuti setiap hal yang diajarkan tim dosen UMKU. Yayuk berharap, setelah mendapat pelatihan pembuatan Lipjar, anggota Nasyiatul ‘Aisyiyah makin memahami tentang kosmetik berbasis bahan alami.
“Termasuk bisa menjalankan peluang usaha baru dan bisa meningkatkan ekonomi mereka,” tuturnya. (NR)



