Dosen UMKU Ubah Limbah Organik Jadi Sabun Padat Antiseptik

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sabun padat dengan bahan dasar limbah organik. (dok. Humas-Admisi UMKU)

KUDUS — Sisa bahan atau sampah yang berasal dari makhluk hidup dan dapat terurai secara alami oleh proses biologis atau biasa disebut sebagai limbah organik, ternyata bisa diolah menjadi produk yang lebih bermanfaat.

Seorang dosen Universitas Muhammadiyah Kudus, apt. Eko Retnowati, S.Si., M.Si., M.Farm berhasil mendaur ulang limbah organik “Eco-Enzim” menjadi sabun padat antiseptik.

Hal yang melatarbelakangi pembuatan produk ini karena beberapa alasan. Terutama berkaitan dengan pentingnya cuci tangan, namun sabun berbahan kimia untuk membersihkan tangan terkadang memberikan dampak pada kulit.

“Karena itu, muncul ide untuk mengembangkan sabun alami berbasis eco-enzim yang ramah lingkungan,” ungkap apt. Eko Retnowati.

Pengembangan limbah organik menjadi produk sabun padat antiseptik ini mulai diperkenalkan apt. Eko Retnowati melalui pelatihan dengan sasaran 30 ibu kader PKK di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus beberapa waktu lalu.

“Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan keterampilan masyarajat dalam membuat sabun alami,” katanya.

apt. Eko Retnowati melanjutkan, dalam membuat sabun padat menggunakan limbah organik, perlu menyiapkan beberapa bahan, dengan perbandingan 80% bahan basis sabun dan 20% eco-enzim.

Bahan-bahan yang dperlukan untuk membuat sabun terdiri atas: minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, pelarut NaOH, dan citronella oil.

Sedangkan bahan untuk pembuatan eco-enzim sebagai bahan campuran sabun, terdiri atas: gula, limbah sayur/buah, dan air. Ketiga bahan tersebut difermentasi selama 3 bulan di tempat yang teduh sampai menghasilkan pH ±4.

Setelah bahan untuk membuat sabun maupun eco-enzim siap, semuanya dicampur jadi satu. Kemudian dicetak dan ditunggu sampai padat.

“Ketika sudah jadi, sabun eco-enzim memiliki tekstur lembut dan tidak mengeringkan kulit, serta memiliki aroma citronella alami. Sabun pun aman dan ekonomis, karena berbahan limbah organik,” ungkap apt. Eko Retnowati.

Melalui program pelatihan pembuatan sabun eco-enzim oleh apt. Eko Retnowati, para peserta mendapat banyak manfaat.

Dari sisi kesehatan, bisa mendukung kebiasaan mencuci tangan. Kemudian dari sisi ekonomi, bisa menjadi peluang usaha sabun rumahan. Termasuk mendukung gerakan zero waste untuk menjaga lingkungan.

Rektor UMKU, Dr. Edy Soesanto, S.Kp., M.Kes mengapresiasi dosen UMKU yang berhasil mendaur ulang limbah organik menjadi sabun padat antiseptik. Pihaknya berharap, produk tersebut dapat dicontoh dan memberikan manfaat bagi banyak orang. (NR)

Bagikan ke :

WhatsApp
Telegram
Facebook
Threads
Email
X